Minggu, 23 Desember 2012

ORGAN HATI


HATI
            Hati merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh, warrnanya coklat dan beratnya kurang lebih 1,5 kg, yang terletak di rongga abdormen dan sebelah kanan bawah diafragma. Secara luas, hati dilindungi oleh rongga iga.
Anatomi Hati
            Hati terbagi dalam dua lobus (bagian utama), dimana lobus kanan (hepatic dextra lobe) berukuran lebih besar dari lobus kiri (hepatic sinistra lobe). Dua lobus tersebut dibagi lagi menjadi empat lobus, yaitu lobus kanan (dextra lobe), lobus kiri (sinistra lobe), lobus kaudatus (caudate lobe), dan lobus kuadratus (quadrate lobe).
            Permukaan hati pada bagian atas berbentuk cembung dan terletak dibagian bawah diafragma; permukaan bagian bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan (fisura transverses). Permukaannya dilintasi oleh berbagai pembuluh darah yang masuk dan keluar hati. Fisura longitudinal memisahkan bagian kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis (falciform ligament) memisahkan permukaan atas hati.
            Setiap lobus terdiri atas lobulus. Lobulus berbentuk polyheadral (segi banyak) dan terdiri atas sel-sel hati berbentuk kubus yang disebut hepatosit (hepatocytes), serta cabang-cabang pembuluh darah yang diikat bersama jaringan konektif hati. Peredaran darah hati ada dua macam, yaitu yang memperdarahi hati (arteri hepatika-hepatic artery) dan yang keluar dari hati (vena hepatika-hepatic vein).
Pembuluh Darah pada Hati
            Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatika dan vena porta.
Arteri hepatika. Keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95-100% masuk ke hati akan membentuk jaringan kapiler vena, akhirnya keluar sebagai vena hepatika.
            Vena porta. Yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70%, sebab beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh moluska dan usus halus. Besarnya kira-kira berdiameter 1 mm. Yang satu dengan yang lain terpisah oleh jaringan ikat yang membuat cabang pembuluh darah ke hati, cabang vena porta arteri hepatika dan saluran empedu dibungkus bersama oleh sebuah balutan dan membentuk saluran porta.
            Darah berasal dari vena porta bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobulus disaluri oleh sebuah pembuluh sunisoid darah atau kapiler hepatika. Pembuluh darah berjalan di antara lobulus hati disebu vena interlobuler.
            Dari sisi cabang-cabang kapiler masuk kedalam bahan lobulus yaitu vena lobuler. Pembuluh darah ini menggalirkan darah dalam vena lain yang disebut vena sublobuler, yang satu sama yang lain membentuk vena hepatika dan langsung masuk ke daam vena kava inferior.
Pembuluh Limfe Hati
            Hati mengahasilkan sekitar sepertiga sampai separuh cairan limfe dalam porta hepatika. Pembuluh limfe meninggalkan hati dan masuk ke sejumlah kelenjar limfe dalam porta hepatika. Pembuluh eferen berjalan ke nodus limfatik seliak (coeliac lymph node). Beberapa pembuluh berjalan ke nodus limfatik seliak. Beberapa pembuluh berjalan dari area nodus hati melalui diafragma menuju ke nodus limfatik mediastinalis posterior.
Fungsi Hati
            Hatin sangat penting bagi kehidupan. Hati merupakan pabrik kimia dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi. Untuk membahasnya akan dibagi-bagi dalam judul:
  1. Darah
            Hati memainkan peranan penting dalam pembentukan dan penghancuran sel darah merah. Pada fetus hati merupakan tempat pembentukan sel darah merah. Hati menyimpan B12 yang bila diperlukan yang dapat dipakai oleh sumsum tulang untuk pematangan sel darah merah.
            Hati mengambil bilirubin hasil perombakan sel darah merah dari darah dan mengekskresikannya melalui duktus biliaris ke dalam deodenum. Kalau jalur ekskresi ini mengalami gangguan, bilirubin akan tertimbun dalam darah dan timbullah warna kekuningan atau ikterus.
            Hati merupakan protein plasma, terutama fraksi albumin. Hati juga membentuk faktor-faktor pembekuan yaitu protrombin dan fibrinogen.
  1. Makanan

a.            Karbohdrat. Hati memegang peranan penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah. Peranannya ialah mengubah karbohidrat yang berlebihan menjadi glikogen hati, dan selain itu juga membentuk glikogen dari protein dan lemak yang berlebihan. Glikogen hati ini dipakai untuk mempertahankan kadar glukosa darah yang normal bila glukosa telah terpakai. Kegagalan fungsi hati akan menyebabkan penurunan kadar glukosa darah yang dapat berakibat kematian (hipoglikemia).
     Hati mengubah galaktosa yang merupakan turunan dari laktosa dalam susu menjadi galaktosa. Kelenjar memmae mempunyai proses yang sebaliknya, mengubah glukosa menjadi galaktosa untuk keperluan pembentukan laktosa.
b.           Protein. Hati membentuk urea dari amonia yang merupakan hasil dari deaminasi asam amino yang berlebihan. Hal ini memungkinkan bagian karbon dan hidrogen sari asam amino dipakai untuk pembentukan panas dan energi. Urea dibuang oleh ginjal melalui urine. Pada kegagalan fungsi hati kadar urea darah turun, tetapi kadar amonia darah meningkat.
c.            Lemak. Garam-garam empedu yang dihasilkan hati bersama-sama lipase pankreas berperan penting dalam pencernaan dan absorbsi lemak. Hepar membentuk benda-benda keton kalau metabolisme lemak terjadi tanpa metabolisme karbohidrat yang cukup. Hati juga berfungsi vitamin yang larut dalam lemak (A dan D).
  1. Zat-zat Asing
            Hati berperan penting dalam memodifikasi obat-obatan sehingga obat-obat itu dapat diekskresikan oleh ginjal. Beberapa zat, misalnya barbiturat yang masa kerjanya pendek, dihancurkan total oleh hati, sedangkan zat yang lain dibuat agar menjadi lebih mudah larut dengan cara konjugasi. Zat-zay bisa disenyawakan dengan glisin, asam glukuronat (turunan dari glukosa), asam sulfat, atau asam asetat.Pada penyakit hati, masa kerja obat tidur dapat menjadi panjang bila proses ‘detoksilasi’ ini terganggu.
            Alkohol (etil alkohol atau etanol) hanya mengalami metabolisme di hati. Kecepatan panghancuran hanya terbatas hanya 10 mL per jam. Mula-mula alkohol dioksidasi menjadi asetaldehid dan kemudian menjadi asetil KoA yang masuk ke dalam Siklus Kreb (Siklus asam Sitrat) untuk diubah menjadi CO2, H2O, panas, dan energi (7 kalori atau 29 kJ per gram). Nampaknya alkohol dipakai oleh hati sebagai pengganti lemak untuk menghasilkan panas dan energi. Sebagai akibat dari masukan alkohol dalam jumlah besar akan menyebabkan lemak yang tidak terpakai akan tertimbun dalam hati sehingga menimbukan perlemakan hati. Keadaan ini diduga merupakan salah satu tanda dini dari kerusakan hati. Kerusakan hati ini akan berlanjut menjadi sirosis hati pada alkoholisme kronik.
            Baik alkohol maupun asetaldehid mempunyai mempunyai efek toksik terhadap sel hati. Keduanya mempengaruhi kemampuan hati dalam menginaktifkan obat-obat. Disamping itu, keduanya juga meningkatkan kerja beberapa otot, terutama obat depresi susunan saraf pusat. Sehingga kombinasi alkohol dan hipnotika dapat menimbulkan bahaya.

Fungsi Hati yang lain antara lain sebagai berikut:
  1. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk di ekskresikan dalam empedu dan urine.
  2. Pembentukan ureum, hati menerima asam amino di ubah menjadi ureu dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urine.
  3. Pertahanan suhu tubuh, sebab luasnya organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung mengakibatkan darah banyak mengalir melalui organ ini sehingga menaikkan suhu tubuh.
  4. Memproduksi hemoglobin yang merupakan bahan dasar dari empedu.
  5. Fungsi pengaturan hematologi:
a.       Menyimpan hematin yang diperlukan untuk penyempurnaan sel darah merah baru.
b.      Pembentukan sel darah merah pada masa hidup janin.
c.       Tempat absorbsi dan daur ulang hormon-hormon.
d.      Mengarbsorbsi dan memecahkan antibodi menghasilkan protein untuk dipakai kembali.
e.       Detoksifikasi.
Daftar Pustaka
Batticaca, Fransisca B.2009.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Metabolisme.Jakarta:Salemba Medika.

Pearce, Evelyn C.1992.Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis.Jakarta:Grahamedia.

Syaifuddin.1992.Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat.Terjemahan oleh Yasmin Asih.1995.Jakarta:EGC.

CT SCAN


CT SCAN
            Definisi
            X-ray computed tomography, disebut juga computed tomography (CT scan) atau computed tomography aksial (CAT scan), adalah prosedur pencitraan medis yang memanfaatkan komputer-olahan X-ray untuk menghasilkan gambar tomografi atau 'irisan' bagian-bagian tertentu dari tubuh. CT scan digunakan untuk menentukan struktur normal dan abnormal dalam tubuh dan membantu dalam prosedur dengan membantu secara akurat memandu penempatan instrumen atau perawatan. Pengolahan geometri digital digunakan untuk menghasilkan gambar tiga dimensi bagian dalam sebuah objek dari serangkaian besar dua-dimensi X-ray diambil sekitar sumbu tunggal rotasi.
            CT scan-kadang disebut CAT scanning-adalah tes medis invasif yang membantu dokter mendiagnosa dan mengobati kondisi medis. CT scan menggabungkan khusus x-ray peralatan dengan komputer yang canggih untuk menghasilkan gambar atau beberapa gambar dari bagian dalam tubuh. Ini gambar penampang dari daerah sedang dipelajari kemudian dapat diperiksa pada monitor komputer, dicetak atau ditransfer ke CD. CT scan organ dalam, tulang, jaringan lunak dan pembuluh darah memberikan kejelasan yang lebih besar dan mengungkapkan rincian lebih dari biasa x-ray ujian.
                                                Gambar 1.0. CT Scan tampak dari depan
            Menggunakan peralatan khusus dan keahlian untuk menciptakan dan menafsirkan CT scan dari tubuh, ahli radiologi dapat lebih mudah mendiagnosa masalah seperti kanker, penyakit jantung, penyakit menular, usus buntu, trauma dan gangguan muskuloskeletal.
            CT-Scan mampu mendeteksi secara dini dan menunjukan lokasi tumor secara baik, serta dapat menentukan ukuran tumor dengan akurat. Hal ini sangat membantu dalam evaluasi pasien yang menjalani terapi atau operasi. 
Penggunaan CT telah meningkat secara dramatis selama dua dekade terakhir di banyak negara. Sebuah diperkirakan 72 juta scan dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2007. Diperkirakan bahwa 0,4% dari kanker saat ini di Amerika Serikat adalah karena untuk CTs dilakukan di masa lalu dan bahwa hal ini dapat meningkatkan sampai setinggi 1,5-2% dengan 2007 tingkat penggunaan CT, namun, perkiraan ini diperdebatkan masalah ginjal setelah agen kontras intravena mungkin juga menjadi perhatian. dalam beberapa jenis penelitian.
            Bayangkan tubuh sebagai roti dan Anda melihat salah satu ujung roti tersebut. Seperti Anda menghapus setiap irisan roti, Anda dapat melihat seluruh permukaan slice yang dari kerak ke pusat. Tubuh terlihat pada irisan CT scan dengan cara yang sama dari kulit ke bagian tengah tubuh sedang diperiksa. Ketika tingkat ini lebih lanjut "tambah" bersama-sama, gambar tiga dimensi dari organ atau struktur tubuh normal dapat diperoleh.
            Seperti banyak penemuan monumental manusia, teknologi sinar-X diciptakan sepenuhnya oleh kecelakaan. Pada tahun 1895, seorang fisikawan Jerman bernama Wilhelm Roentgen membuat penemuan saat bereksperimen dengan berkas elektron dalam tabung gas debit. Roentgen menyadari bahwa layar fluorescent di lab mulai bersinar ketika berkas elektron dinyalakan. Respon itu sendiri tidak begitu mengejutkan - bahan fluorescent biasanya bersinar sebagai reaksi terhadap radiasi elektromagnetik - tetapi tabung Roentgen dikelilingi oleh karton hitam tebal. Roentgen diasumsikan ini akan diblokir sebagian besar radiasi.
            Roentgen menempatkan berbagai benda antara tabung dan layar, dan layar masih bersinar. Akhirnya, ia meletakkan tangannya di depan tabung, dan melihat siluet tulangnya diproyeksikan ke layar neon. Segera setelah menemukan X-ray sendiri, ia telah menemukan aplikasi mereka yang paling menguntungkan.
            Penemuan yang luar biasa Roentgen diendapkan salah satu kemajuan medis yang paling penting dalam sejarah manusia. X-ray teknologi memungkinkan dokter melihat langsung melalui jaringan manusia untuk memeriksa patah tulang, gigi berlubang dan objek ditelan dengan mudah luar biasa. Modifikasi X-ray prosedur yang dapat digunakan untuk memeriksa jaringan lunak, seperti paru-paru, pembuluh darah atau usus.
            Sistem CT Scanner
            Peralatan CT Scanner terdiri atas tiga bagian yaitu sistem pemproses citra, sistem komputer dan sistem kontrol. Sistem pemproses citra merupakan bagian yang secara langsung berhadapan dengan obyek yang diamati (pasien). Bagian ini terdiri atas sumber sinar-x, sistem kontrol, detektor dan akusisi data. Sinar-x merupakan radiasi yang merambat lurus, tidak dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet dan dapat mengakibatkan zat fosforesensi dapat berpendar. Sinar-x dapat menembus zat padat dengan daya tembus yang tinggi. Untuk mengetahui seberapa banyak sinar-x dipancarkan ke tubuh pasien, maka dalam peralatan ini juga dilengkapi sistem kontrol yang mendapat input dari komputer.
            Bagian keluaran dari sistem pemroses citra, adalah sekumpulan detektor yang dilengkapi sistem akusisi data. Detektor adalah alat untuk mengubah besaran fisik dalam hal ini radiasi-menjadi besaran listrik. Detektor radiasi yang sering digunakan adalah detektor ionisasi gas. Jika tabung pada detektor ini ditembus oleh radiasi maka akan terjadi ionisasi. Hal ini akan menimbulkan arus listrik. Semakin besar interaksi radiasi, maka arus listrik yang timbul juga semakin besar.
            Detektor lain yang sering digunakan adalah detektor kristal zat padat. Susunan detektor yang dipasang tergantung pada tipe generasi CT Scanner. Tetapi dalam hal fungsi semua detektor adalah sama yaitu mengindentifikasi intensitas sinar-x setelah melewati obyek. Dengan membandingkan intensitas pada sumbernya, maka atenuasi yang diakibatkan oleh propagasi pada obyek dapat ditentukan. Dengan menggunakan sistem akusisi data maka data-data dari detektor dapat dimasukkan dalam komputer. Sistem akusisi data terdiri atas sistem pengkondisi sinyal dan interfacae (antarmuka ) analog ke komputer.
            CT scan biasanya digunakan dokter untuk:
·         Deteksi atau konfirmasi adanya pendarahan.
·         Deteksi atau konfirmasi adanya tumor.
·         Memberi informasi tentang ukuran dan lokasi tumor
·         Pencerahan radioterapi dan operasi
·         Memberi informasi tentang penyebaran kanker (metastasis)
·         Memberi informasi tentang respon pengobatan
·         Dapat mengetahui anatomi pembuluh darah dan kelainannya.
·                   CT whole body dapat memberi gambaran dari seluruh tubuh mulai dari kepala sampai        kaki.
·                   Diagnosis penyakit, trauma, atau kelainan.
·                   Perencanaan, membimbing, dan pemantauan terapi.
·                   Digunakan untuk diagnosis untuk menunjukkan detail dari bagian dalam tubuh Anda, seperti paru-paru, otak, organ-organ perut, tulang dan pembuluh darah.
·                   Dapat digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh Anda daripada menggunakan operasi.
·                   Meskipun CT scan menggunakan radiasi, tidak ada radiasi yang tersisa dalam tubuh Anda setelah scan selesai.
·                   Tidak menimbulkan rasa sakit, akurat dan cepat
            Gambar yang dihasilkan oleh alat ini sangat jelas dan mendetil, sehingga pasien tidak perlu disinar berkali-kali, karena sekali penyinaran menghasilkan 64 gambar dengan rotasi 0,33 detik dan waktu pemeriksaan sangat singkat. Sebagai contoh, pada pemeriksaan jantung pasien cukup menahan nafas hanya selama 10-13 detik. Hal ini sangat berarti untuk pasien yang menderita sakit.
            Persiapan yang dibutuhkan sebelum periksa CT
            Khusus untuk CT yang menggunakan bahan kontras, maka dianjurkan untuk puasa 4-6 jam sebelumnya. Kontras dapat diberikan dalam bentuk oral, suntikan intra vena atau melalui anus.
·                   Tidak semua pemeriksan CT-Scan memerlukan persiapan khusus. Seperti untuk pemeriksaan kepala, pasien dapat datang langsung kebagian Radiologi.
·                   Pada pemeriksaan CT-Scan yang menggunakan zat kontras (antara lain pembuluh darah jantung), sebaiknya pasien tidak makan terlalu kenyang ± 6 jam sebelumnya untuk mendapatkan hasil yang optimal.
·                   Pada pemeriksaan CT-Scan yang memerlukan persiapan khusus, sebaiknya pasien menghubungi bagian Radiologi untuk petunjuk pelaksaan dan penjadwalan pemeriksaan
·                   Seluruh hasil laboratorium dan foto-foto sebelumnya sebaiknya dibawa pada saat pemeriksaan CT-Scan.
            Yang sedang terjadi selama pemeriksaan
·                   Pasien diminta berbaring diatas meja CT-Scan, lalu petugas mengatur posisi badan pasien bisa terlentang, tengkurap atau kesamping agar bagian tubuh yang akan diperiksa berada dalam posisi yang tepat.
·                   Meja kemudian akan digerakan masuk ke dalam alat CT·
·                   Pasien akan mendengar suara dari mesin CT-Scan dan meja akan bergerak selama beberapa detik sampai pemeriksaan selesai.
·                   kadang kala pasien diminta untuk menahan pernapasan sejenak agar mendapat gambaran yang lebih jelas
·                     Selama pemeriksaan, pasien berada dibawah pemantauan petugas dan dapat berkomunikasi dengan petugas.
·         Lama pemeriksaan biasanya bervariasi antara 15-30 menit
·                   Setelah pemeriksaan selesai, pasien boleh pulang atau kembali ke ruangan bila sedang dirawat di rumah sakit. Pasien boleh makan dan minum seperti biasa, kecuali ada pemeriksaan lain atau pantangan yang dianjurkan oleh dokter.
·         Setelah pemeriksaan dengan kontras, pasien sebaiknya minum air putih lebih banyak.
·                   Pasien akan mendapat foto hasil pemeriksaan MSCT-Scan dan 1 buah CD sebagai dokumen.
            Cara kerja CT – Scan
1.      Sebuah meja bermotor bergerak pasien melalui pembukaan melingkar dalam sistempencitraan CT.
2.      Sementara pasien dalam pembukaan sistem pencitraan CT, sumber sinar-x dan detektor dalam perumahan berputar di sekitar pasien. Sebuah rotasi tunggal memakan waktu
Gambar 1.1. Pancaran X-Ray pada CT Scan
sekitar 1 detik. Sumber sinar-x menghasilkan, sempit berbentuk kipas sinar x-ray yang melewati bagian tubuh pasien.
3.      Sebuah detektor berlawanan dari sumber sinar-x catatan sinar-x melewati tubuh pasien sebagai gambar "snapshot". Banyak berbeda "snapshot" (di sudut banyak melalui pasien) yang dikumpulkan selama satu putaran lengkap.
            CT menghasilkan volume data yang dapat dimanipulasi, melalui proses yang dikenal sebagai "windowing", untuk menunjukkan berbagai struktur tubuh berdasarkan kemampuan mereka untuk memblokir sinar X-ray. Walaupun secara historis gambar yang dihasilkan berada di pesawat aksial atau transversal, tegak lurus terhadap sumbu panjang tubuh, scanner modern memungkinkan ini volume data yang akan diformat ulang dalam berbagai bidang atau bahkan sebagai volumetrik (3D) representasi dari struktur. Meskipun paling umum dalam kedokteran, CT juga digunakan di bidang lain, seperti pengujian bahan tak rusak. Contoh lain adalah penggunaan arkeologi seperti pencitraan isi sarkofagus.
            Untuk setiap rotasi dari sumber sinar-x dan detektor, data gambar yang dikirim ke komputer untuk merekonstruksi semua "snapshot" individu ke dalam satu atau beberapa gambar penampang (irisan) dari organ-organ internal dan jaringan.
            Bahaya radiasi atau resiko yang berkaitan dengan CT-Scan
            Seperti dalam banyak aspek kedokteran, ada risiko yang terkait dengan penggunaan CT. Resiko utama yang berhubungan dengan CT adalah:
1)      Peningkatan risiko seumur hidup dari kanker karena x-ray paparan radiasi.
2)      Reaksi alergi mungkin atau gagal ginjal karena agen kontras, atau "pewarna" yang dapat digunakan dalam beberapa kasus untuk meningkatkan visualisasi.
3)      Kebutuhan untuk tambahan tindak lanjut tes setelah menerima hasil tes abnormal atau untuk memantau efek pengobatan pada penyakit, seperti untuk memonitor tumor setelah operasi pengangkatan. Beberapa dari tes ini mungkin risiko tambahan invasif dan sekarang.
            Dalam beberapa kondisi langka lama paparan, dosis tinggi, x-ray dapat menimbulkan efek kesehatan lain yang merugikan, seperti kemerahan kulit (eritema), cedera jaringan kulit, rambut rontok, katarak, dan berpotensi cacat lahir, (jika pemindaian dilakukan selama kehamilan). Paparan radiasi merupakan perhatian pada orang dewasa dan anak-anak. Namun kekhawatiran lebih besar untuk anak-anak karena mereka lebih sensitif terhadap radiasi dan memiliki harapan hidup lebih panjang daripada orang dewasa. Akibatnya eksposur terakumulasi selama seumur hidup anak lebih mungkin untuk menghasilkan efek kesehatan yang merugikan. Ukuran seorang anak kecil juga memiliki dampak pada dosis radiasi yang mereka terima. Misalnya jika CT scan dilakukan pada anak menggunakan parameter yang sama seperti yang digunakan pada orang dewasa, dosis yang tidak perlu besar akan dikirim ke anak. Peralatan CT pengaturan (paparan parameter seperti, x-ray tabung saat ini, ketebalan irisan, atau pitch) dapat disesuaikan untuk mengurangi dosis secara signifikan dengan tetap menjaga kualitas gambar diagnostik.
            Selain itu, Penggunaan alat pemindaian (scan) yang memancarkan radiasi khususnya pada anak-anak ternyata berpotensi menimbulkan dampak cukup serus.  Anak-anak yang terpapar CT scan bisa sampai tiga kali lebih besar risikonya mengidap kanker darah, otak atau tulang di kemudian hari. Demikian hasil temuan terbaru tim peneliti dari Kanada, Inggris dan Amerika Serikat yang  dipublikasikan dalam The Lancet Medical Journal.
            Para peneliti menegaskan, risiko kanker secara absolut tampaknya sangat kecil. Meski begitu, mereka merekomendasikan supaya dosis radiasi dari CT scan yang diberikan pada anak sebaiknya seminimum mungkin. “Yang terpenting bahwa saat CT scan digunakan, prosedur ini sepenuhnya dibenarkan dari perspektif klinis,” kata Mark Pearce pemimpin studi dari Newcastle University Institut of Health and Society.
            Prosedur CT scan atau metode diagnosis dengan menggunakan x-ray (sinar X) juga mungkin saja menimbulkan risiko tambahan bagi pasien obesitas dan kelebihan berat badan. Pasalnya, orang dengan obesitas akan mendapatkan paparan radiasi lebih banyak daripada orang dengan berat badan normal. Mereka yang bertubuh gemuk atau tambun memang membutuhkan dosis radiasi yang lebih besar untuk dapat menghasilkan gambar CT scan.
            Perbedaan CT-Scan dengan MRI
            Kadang-kadang masyarakat sulit membedakan hasil gambar yang dihasilkan oleh kedua pemeriksaan ini. Bedanya CT-Scan menggunakan sinar X sedangkan MRI menggunakan teknik medan magnet dan radio frekwensi.